“Moat…tolong ambilkan bendera di lemari
bambu sebelah tempatmu tidur,” teriak Om Mitan dari halaman depan rumah
berdinding pelupu itu. Sebenarnya lebih tepat disebut kotak ketimbang lemari.
Bentuknya menyerupai keler yang biasa digunakan para pedagang kaki lima di
pasar desa dekat rumahnya. Tapi, biar kedengarannya agak mentereng, apalagi
tempat penyimpanan bendera merah putih lambang kebanggaan dan gengsi sebuah
Negara yang bergelar “merdeka”, ya disebutlah lemari.
Sejurus dari dalam rumah ‘yang
sebenarnya lebih pas dibilang gubuk’ muncullah pria separuh baya belasan tahun
mendekati Om Mitan. “Ini benderanya, Ayah,” lalu menyerahkan benda keramat itu
ke haribaan Om Mitan yang tengah duduk mengecat tiang bendera yang akan
digunakan untuk mengibarkan ‘merah putih’.
“Ayah, ada sobek sedikit. Oh, bukan sobek, Ayah, cuma terlepas benangnya
pada bekas sambungan antara merah dan putih,” kata Moat seraya menunjuk-nunjuk
bagian yang sobek tersebut. Baca lagi? Silakan KLIK DI SINI !
Gudang bahasa...sy tdk bisa
BalasHapusKomen tentang isi, baik...
HapusMau komen bgaimna lg klo isinya sudah bgus...
HapusMantap jiwa🌹
BalasHapusLuar biasa bapa..
BalasHapusSemoga terinspirasi
Hapus