Kamis, 08 Oktober 2020

MIHE MITAN (KAMENG WAE HALA)

 

“Ai…semut-semut ini sungguh terlalu,”kata mama bersungut-sungut lantaran kue bolu kukus yang baru dibuatnya yang dimakan semut. “Tolong ambil kapur semut di rak,”katanya padaku dengan nada perintah. “Tak mau ah,”kataku sewot seraya berbalik ingin meninggalkan mama. “Mau kemana kau?”rambutku dijambaknya. “Dasar. Anak ni kayak kameng wae hala,”selorohnya sambil tersenyum. Aku pun ikut tersenyum, lalu kataku,”Makanya jangan suka perintah. Aku tak mau seperti itu.” Mama terperangah. Wanita tua itu tampak kaget. “Bukannya tadi kuminta tolong, ya?”tanyanya retoris, lalu beranjak membuka rak. Mama mengeluarkan kapur semut. Menggoreskannya di seputaran tempat kue yang diletakannya di atas meja.


Aku mengamati perilaku semut-semut itu. Yang sedang berada di dalam lingkaran perlahan-lahan tiada berdaya lalu mati. Yang di luar lingkaran makin menjauh dari tanda kapur yang digores ibu. “Kasihan benar mereka,”kataku pada mama. “Lho…kau kasihan pada semut? Aneh. Mama yang kerja keras memeras keringat ini kau remehkan. Minta tolong pun tak mau, dasar kameng wae hala,”gerutu mama padaku. Aku tidak peduli. Aku mencoba mengikuti semut-semut yang di luar lingkaran itu beranjak pergi. Mereka berbondong-bondong melewati celah-celah lantai keramik menuju tepi kamar. Dari sana mereka terus menyusuri dinding kamar menuju pintu lalu menuruni anak tangga. Rombongan semut itu makin banyak. Meskipun begitu, mereka tetap berjalan satu-satu, tidak berdesakkan. Setibanya di anak tangga terakhir, semut yang berjalan paling depan berhenti sejenak. Serentak semua semut ikut berhenti.

Sejurus semut ‘pemimpin rombongan’ itu tampak berpikir sejenak. Rupanya mereka harus berbalik arah. Wah, ternyata mereka berjalan menuju ke potongan kue yang terjatuh dari tanganku. Mereka berhenti lalu mengelilingi potongan kue itu. Aku makin penasaran, gerangan apa yang akan dilakukan para semut. Semut-semut itu mencoba mengangkat potongan kue tersebut. Awalnya 5 ekor semut. Tidak bisa. Cuma bergeser sedikit. Tiba-tiba ada belasan semut menggotong kue itu. Berhasil. Mereka membawanya ke arah anak tangga terakhir. Aku terus mengikuti mereka. Tentunya dari tempat aku duduk saja, hanya mataku yang selalu terarah kepada mereka.

Di sana di sudut tangga itu, mereka berhenti sejenak. Wauh…ada lubang ternyata. Mereka memasuki lubang itu sambil membawa potongan kue tersebut. Tiba-tiba keluar dari dalam lubang sekelompok semut hitam yang berjalan tak tentu arah. Dalam waktu sekejap, mereka sudah memnuhi anak tangga, tetapi sangat tidak teratur. Mereka tidak berjalan pada jalurnya seperti semut-semut sebelumnya. Justru karena kehadiran mereka, semut-semut tadi menghilang. Aku mencarinya ke mana-mana, tetapi tidak kutemui.

“Dimana mereka?”teriakku pada diri sendiri. Namun, mama tiba-tiba sudah berada di belakangku. “Siapa yang kamu cari?”tanyanya padaku. Aku menunjuk ke semut-semut hitam liar yang tidak tahu sopan santun itu. “Itu, Ma. Pas mereka keluar dari lubang, semut-semut tadi pada menghilang. Padahal mereka tadi memikul kue yang terjatuh dari tanganku,”kataku menjelaskan. “Lagi pula, semut-semut hitam itu tak tahu aturan. Mereka berjalan dan berlari sembarangan saja. Sepertinya liar sekali,”lanjutku. “Nah, itu yang dinamakan semut kameng wae hala.  Persis seperti dirimu. Sulit diatur. Tak pernah mau mendengarkan mama. Suka-sukamu sendiri,”jawab mama nyerocos begitu saja. “Jadi, mama samakan aku dengan kameng wae hala?”tanyaku. Akan tetapi, mama sudah berlalu dari padaku sambil nyeletuk, “Jawab saja sendiri.”

*****

Kameng wae hala adalah nama yang diberikan masyarakat kabupaten Sikka untuk semut hitam yang berjalan serampangan. Mereka biasanya muncul sesewaktu dari dalam lubang atau dari lipatan perca kain yang dibuang lama. Kemunculan mereka langsung membuat pandangan mata terganggu. Sangat banyak dan berkeliaran sesuka hati mereka. Tidak seperti semut-semut pada umumnya yang selalu antre, bekerja sama, bergotong royong, saling menghargai, dan sebagainya. Nah, jika ada anak yang sulit diatur dan suka berkeliaran, orang tua selalu mengatakan bahwa anak tersebut seperti kameng wae hala. Masyarakat lain menyebutnya mihe wae rumang atau semut gila.

 

******

Dari sekitar 15.000 spesies semut yang ditemukan di seluruh dunia, beberapa di antara spesies atau jenis semut tersebut dikenal sebagai hama pertanian dan ada beberapa dari mereka diketahui dapat merusak struktur kayu suatu bangunan. Ketika berada di area perumahan, beberapa jenis semut rumahan yang paling umum ditemui biasanya berada di area dapur atau ruang makan, tempat dimana mereka dengan mudah menemukan sumber makanan di dalam rumah. Semut-semut itu antara lain: semut hantu (semut gula), semut firaun, semut gila, dan semut tukang kayu.

Semut gula memiliki kepala berwarna gelap dengan perut berwarna bening. Berukuran sekitar 2.5 - 15 mm. Semut ini tidak mengigit. Semut ini menyukai makanan yang berasa manis, berbahan dasar gula. Semut gula seringkali ditemukan di dalam ruangan terutama di lingkungan yang lembab seperti di bawah bak cuci piring di dapur dan di dalam lemari. Semut jenis ini tertarik pada makanan manis, remah-remah makanan atau tumpahan minuman manis yang tidak langsung dibersihkan. Cara mengatasinya antara lain membersihkan dengan segera remah-remah, minyak, dan sumber makanan lainnya yang mungkin tersisa di balik lemari es dan kompor.

Semut firaun memiliki tubuh kecil dan berwarna kuning kecoklatan. Semut ini mungkin menggigit, namun sangat jarang menyengat. Mereka mencari makanan berprotein tinggi dan berbasis minyak. Mereka aktif mencari makan di malam hari. Semut firaun bersarang di area tertutup di berbagai tempat di dalam rumah, seperti retakan dinding, di bawah beberapa peralatan rumah tangga dan di bawah karpet. Semut firaun datang ke rumah karena banyak makanan yang terbuka di atas meja atau tidak tertutup rapat di dapur Anda. Cara mengatasinya adalah jangan pernah mencoba untuk mengusir semut ini dengan menggunakan semprotan atau cairan insektisida karena hal ini hanya akan memperburuk keadaan dan menjadikan koloni semut ini lebih sulit untuk dikendalikan. Jangan ragu untuk menghubungi jasa pembasmi semut profesional ketika Anda harus berurusan dengan semut firaun di rumah.

Semut tukang kayu berukuran besar sekitar 17 mm dan berwarna gelap, tetapi juga dapat ditemui berwarna merah-kehitaman. Semut tukang kayu tidak menggigit atau menyengat. Semut jenis ini menyukai sumber makanan berprotein tinggi, khususnya dari serangga mati. Semut tukang kayu bersarang di pohon dan struktur kayu. Jenis semut ini menggigit kayu saat membangun sarangnya di pohon, tetapi mereka tidak memakan kayu sama halnya seperti rayap. Semut ini tertarik pada tempat-tempat dengan kelembaban yang tinggi dan membentuk sarang berupa lubang-lubang pada struktur kayu. Cara mengatasi semut tukang kayu adalah segera memperbaiki sumber kebocoran di sekitar rumah, misalnya dari pipa air yang dapat menyebabkan kerusakan atau pelapukan pada kayu yang disukai oleh semut tukang kayu.

Semut gila berwarna hitam dan berkaki panjang, dapat bergerak tak menentu ke segala arah ketika merasa terganggu. Semut ini tidak menggigit atau menyengat. Mereka memakan berbagai jenis makanan, namun lebih menyukai makanan yang berbasis gula. Semut gila bersarang di luar rumah (outdoor) khususnya di bawah pot bunga, jalan setapak dan sekitar area kolam. Semut gila merupakan salah satu jenis semut rumahan yang dikenal sebagai hama invasif atau dapat mengolonisasi suatu habitat secara masif. Begitu semut gila dapat masuk ke dalam rumah, mereka akan dengan cepat berkeliaran mencari sumber makanan dan menjadi lebih sulit untuk dikendalikan. Anda harus mencoba mengurangi kemungkinan jenis semut ini masuk ke dalam rumah dengan cara membuang cabang pohon yang bersebelahan dengan bangunan rumah Anda. Cara lain yang dapat Anda lakukan adalah dengan menutup semua celah dan retakan yang dapat menjadi akses masuk semut gila ke dalam rumah. [1]

*****

Terlepas dari berbagai jenis semut dengan karakteristiknya, nilai-nilai yang dapat dipetik dari para semut antara lain disiplin, kerja sama, gotong royong, persatuan, dan solidaritas. Semut sangat disiplin dalam mengantre (kecuali semut gila). Jika semut saja bisa mengantre, mengapa kita manusia selalu tidak sabar dan ingin didahulukan? Semut selalu bekerja sama dalam mencari nafkah. Mereka pun bergotong royong untuk membawa hasil perolehannya menuju ke sarangnya. Jika semut bisa bekerja sama dan bergotong royong dalam bekerja, mengapa kita lebih suka berpangku tangan sambil menonton orang lain bekerja?

Semut pun memiliki integritas tinggi dalam menjalin persatuan. Mereka selalu hidup berkoloni. Tidak ada semut yang hidup sendiri. Jika semut bisa menjalin persatuan, mengapa kita lebih suka menyaksikan dan menjadi pelaku perpecahan di antara kita? Semut pun selalu memelihara sikap solider. Tidak akan ditemukan ada semut yang menghabiskan makanannya sendiri. Mereka selalu berbagi. Jika semut saja memiliki sikap solider, mengapa kita lebih suka egois atau mementingkan diri sendiri? Mari kita belajar pada semut untuk menumbuhkan sikap positif dalam diri kita.

*******



[1] https://www.rentokil.co.id/tips-mudah-mengendalikan-hama/fakta-menarik-tentang-hama/4-spesies-semut-paling-sering-ditemukan-di-rumah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar